KECEMASAN DAN SIXTH SENSE


    • KECEMASAN
      Cemas merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang dapat muncul dari suatu ketakutan individu akan sesuatu. Perasaan ini sagat bergantung pada cara individu menghadapi dan memandang suatu masalah yang dihadapinya. Cemas dapat muncul ketika individu belum mengetahui seuatu hal secara mutlak dan hal tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya.
      Seperti yang diungkapkan oleh Bourne dan Garano (2003), kecemasan dapat memengaruhi keseluruhan diri seseorang. Salah satu bentuk kecemasan yang cukup dikenal adalah kecemasan yang muncul hanya pada situasi tertentu (kecemasan situasional/phobic anxiety). Bourne dan Garano (2003) juga menyatakan bahwa kecemasan dapat muncul karena penolakan dan perubahan gaya hidup. Suryani (2004), meyatakan bahwa cemas merupakan reaksi normal yang dialami ketika individu menghadapi hal baru. individu tersebut seringkali akan merasa tegang, khawatir, takut, gelisah, berkeringat, berdebar-debar, dan gejala lainnya yang berlangsung selama beberapa menit atau beberapa jam..

      SIXTH SENSE ATAU INDIGO
      Manusia pada dasarnya memiliki lima indera. Namun, terkadang banyak berita mengungkapkan adanya orang-orang yang memiliki kemampuan lebih atau sering dikenal dengan sixth sense (indera keenam). Sixth sense seringkali dimengerti sebagai indera tambahan selain dari lima indera yang dimiliki manusia.
      Terdapat beberapa macam sixth sense yang antara lain adalah: (1) Telepathy, yaitu kemampuan untuk berbicara melaui pikiran, (2) Clairvoyance, yaitu kemampuan untuk melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat orang lain, (3) Precognition, yaitu kemampuan untuk melihat masa depan, (4) Retrocognition, yaitu kemampuan untuk melihat kejadian-kejadian yang sudah berlalu, dan (5) Psychometry, yaitu kemampuan untuk mempelajari sejarah dari suatu obyek.

      SEJARAH SIXTH SENSE
    • Di Indonesia, khususnya di Jakarta, dalam beberapa tahun terakhir banyak media massa yang mengulas tentang anak-anak Indonesia yang memiliki indera keenam atau disebut juga memiliki "mata ketiga". Dalam bahasa populernya disebut indigo child atau sixth sense karena anak-anak tersebut punya ciri-ciri khusus yang agak berbeda dengan anak-anak kebanyakan.
      Sixth sense dapat disebabkan oleh faktor keturunan. Individu yang bersangkutan biasanya memiliki tingkat kepekaan yang lebih tajam daripada orang pada umumnya.
      Kata indigo sendiri diambil dari nama warna yaitu indigo, yang dikenal sebagai warna biru sampai violet.
      Indera yang dimaksud adalah intuisi, semua orang sebetulnya memiliki intuisi tetapi khusus anak indigo mempunyai intuisi yang luar biasa tajam di atas kemampuan orang kebanyakan.. Jadi, secara alami orang indigo memang punya karunia itu dan ketajaman intuisinya berlainan satu dengan yang lain.
      Ada yang sangat peka sampai bisa mempunyai penglihatan menembus ruang dan waktu, misalnya sambil mengadakan hubungan telepon orang tersebut bisa menebak lawan bicaranya memakai baju berwarna apa atau sambil ‘ngemil’ apa, juga mempunyai penglihatan akan kejadian-kejadian yang lalu atau yang akan datang dan keahlian seperti ini dimiliki orang yang dijuluki paranormal.
      Dijumpai juga seseorang yang bisa merasakan kenyamanan suatu tempat atau lebih bisa membaca "pikiran orang". Ada juga yang bisa mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dia pelajari sebelumnya, seperti keahlian olahraga tertentu, menulis, melukis sampai menjadi ahli tata rambut terkenal dan sebagainya.
      Ada sebagian orang yang berubah menjadi indigo child dan memiliki segala kelebihannya, misalnya terbebas dari suatu penyakit berat atau kecelakaan parah yang biasanya secara medis sudah dinyatakan tidak ada harapan hidup lagi. umumnya anak Indigo berkepintaran tinggi, walaupun tidak bisa diukur dengan prestasi sekolah dengan ukuran peringkat. Mereka punya kemampuan berpikir, berdialog setingkat orang dewasa.
      Indigo banyak yang memunyai kemampuan di luar nalar. Misalnya, orang tersebut bisa melihat dan berdialog dengan teman-teman di alam lain yang tidak bisa dilihat orang lain (Hendranata, 2002).
      Itulah dilema bagi lingkungannya karena jika intuisi sang indigo dipercaya, batallah piknik keluarga hanya karena perasaan yang tidak berdasar. Akan tetapi, jika ditentang juga sudah ada rasa takut bahwa itu adalah firasat dan semua bisa saja terjadi. Akhirnya indigo juga dikecam sebagai ‘biang kerok’, bahkan ada yang menganggapnya sebagai orang sakit jiwa sampai-sampai diharuskan bahkan dipaksa untuk mau diterapi psikiater.
      Ada seorang remaja datang menangis sambil bertutur bahwa dia bukan mengkhayal, atau gila seperti yang orangtuanya tuduhkan kepadanya. Ia betul-betul melihat makhluk-makhluk pengganggu yang selalu mendatanginya dan menyebabkan salah satu anggota keluarga tersebut sakit berat. Perhatian untuk anak jenius di Indonesia saja masih tanda tanya, apalagi untuk anak indigo yang sering dicemooh ‘ada-ada saja’.



http://www.emocutez.com

1 komentar:

  1. Slots of Vegas | Play Slots at Lucky Club Live
    We have a large collection of games to choose from for you to enjoy. Try our exciting games for fun at Lucky Club and luckyclub.live enjoy free slot

    BalasHapus